translate

ArabicKoreanJapaneseChinese SimplifiedRussianPortugueseEnglishFrenchGermanSpainItalian

Syahruddin Alrif Pimpin PM Sulsel

FAJAR-Senin, 24 Januari 2011

MAKASSAR -- Musyarawah Wilayah (Muswil) XVI Pemuda Muhammadiyah (PM) Sulsel yang digelar di Auditorium Al-Amien Universitas Muhammadiyah Makassar, memilih H Syahruddin Alrif sebagai ketua. Pemuda asal Sidrap itu berhasil meraih 234 suara, menyingkirkan pesaingnya Mukhtar Tompo yang harus puas hanya mengantongi 94 suara dalam satu putaran pemilihan.
Bersama Syahruddin, terpilih 12 formatur dalam pemilihan yang berakhir Minggu 23 Januari. Mereka adalah Syahrir Rajab, A Muh Ilham, Wahriyadi, Dahlan Gege, Muh Irfan AB, Mahyuddin, Agu Sallangan, Herman, Andi Irwan, Samsuddin, Syaifuddin dan Fahruddin Ahmad.

Syahruddin Alrif yang juga wakil sekretaris PM Sidrap dan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sulawesi Selatan, mengaku menjadi ketua PM Sulsel adalah cita-citanya dari dulu. Cita-cita tersebut lahir karena dorongan nurani untuk mewakafkan diri dan membesarkan PM menjadi lebih kuat dan disegani.

“Bukanlah seorang Pemuda yang mengatakan inilah bapakku, melainkan seorang pemuda yang mengatakan inilah aku,” tuturnya.

Hijrah ke Grand Clarion

Muswil Pemuda Muhammadiyah yang diharapkan berlangsung aman dan tertib, harus berakhir antiklimaks. Jalannya pemilihan sempat diwarnai aksi penyerangan dari sekelompok massa bersenjata tajam. Peristiwa bermula saat Steering Comitee (SC), Syamsuriadi P Salenda, menanyakan kesediaan peserta mendengarkan visi dan misi para kandidat. Salah seorang melakukan interupsi dan mengaku sebagai peserta dari Unismuh. Padahal, para peserta Muswil seharusnya perwakilan dari cabang PM se-Sulsel.

Dengan tegas SC meminta yang bersangkutan keluar ruangan. Petugas keamanan internal bertindak dan memaksa pria yang mengaku mahasiswa Unismuh tersebut keluar ruangan. SC lantas meminta panitia pemilihan mensterilkan ruangan. Semua yang ada dalam ruangan pun diminta keluar. Kemudian peserta dipanggil sesuai daftar peserta yang diregistrasi panitia.

Setelah nyaris seluruh peserta masuk, keadaan mulai cair. Namun tiba-tiba saja pria berjaket putih merah yang telah diusir SC sebelumnya, mendesak masuk. Kali ini dia tidak sendirian namun dia datang bersama beberapa rekannya. Seorang sumber FAJAR menyebutkan pria tersebut berinisial AI.

Keributan tak terhindarkan. AI bahkan sempat mengeluarkan badik serta mengancam peserta dan panitia. Beruntung petugas keamanan internal dan panitia dengan sigap menetralkan suasana.

Di luar ruangan, Rektor Unismuh Dr Irwan Akib berusaha menenangkan para pengganggu yang mengaku mahasiswa Unismuh. “Pemilihan ini tidak ada hubungannya dengan Unismuh. Ini urusan interen Pemuda Muhammadiyah,” katanya, seraya meminta para pelaku untuk menjauh dari auditorium Al-Amin.

Setelah keadaan kondusif, agenda pemilihan kembali digelar. Pemilihan ketua dan 12 formatur berlangsung hingga pukul 02.00 Wita. Sekira pukul 03.00 Wita, SC, panitia, dan sebagian peserta sepakat melakukan perhitungan suara di Hotel Grand Clarion.

Kepada FAJAR, Sekretaris formatur terpilih, Syahrir Rajab menuturkan, pemindahan tersebut dilakukan karena alasan keamanan. “Kita khawatir jangan sampai ada hal-hal yang bisa mengganggu jalannya perhitungan suara. Selain itu, kondisi gedung juga tidak kondusif. Lampu sering padam,” ungkapnya.

Imam Masjid dan Petani

Syahruddin Alrif sukses menggantikan posisi Abdul Rahmat Noer, ketua PM Sulsel sebelumnya. Pemuda asal Sidrap ini menang telak dengan meraih 234 suara dari total 402 suara yang diperebutkan.

Pemilik nama lengkap H Syahruddin Alrif ini adalah kader PM yang berkiprah di dunia bisnis. Dia merupakan salah satu pengusaha muda yang cukup berhasil di Sulsel.

Suami dari Haslinda Hasan ini pernah merasakan bagaimana menjadi petani di kampungnya. Pekerjaan tersebut dilakoni selama dua tahun. Pernah pula ayah satu anak ini menjadi Imam Masjid di Pangkajene Sidrap.

Sahar, sapaan akrabnya, pernah dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor yang mewakili kabupaten Sidrap di level Propinsi Sulsel. Serta mewakili Sulsel sebagai Pemuda Pelopor Nasional. Prestasinya tersebut membuat pria kelahiran Sidrap 20 November 1980 ini dikirim untuk studi banding usaha di beberapa negara, di antaranya China dan Singapura.

Usai perhitungan suara di Hotel Grand Clarion, kepada FAJAR, Sahar mengatakan, visi yang diusungnya untuk menjadi kandidat adalah “Menuju Kemandirian Ekonomi dan Independensi Politik”. “Visi tersebut ternyata cukup diminati para peserta Muswil PM ke-16. Hal itulah yang mengantar saya meraih suara terbanyak dalam pemilihan,” katanya.

Ketika ditanya langkah apa yang akan segera dilakukan, dia mengatakan akan segera menyelesaikan struktur formatur. “Juga konsolidasi ke beberapa daerah untuk mempercepat proses terlaksananya musda,” katanya.

Dia menambahkan, instruksi utusan daerah saat Muswil akan diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun. “Kami juga akan melakukan konsolidasi ke daerah dan melihat prospek distribusi program dalam rangka implementasi kemandirian,” ungkap Sahar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar